Pangeran Suhaimi, Pahlawan Kemerdekaan RI dari Lampung

7 Min Read

Visioneernews.idBumi Lampung memiliki salah satu putera terbaik yang berhasil mengukir tinta emas sebagai pejuang dan abdi negara. Sosok putra daerah pemberani dan cerdas tersebut bernama Pangeran Suhaimi.

Meskipun Pangeran Suhaimi telah wafat, namun nama dan jasa-jasanya masih dikenang masyarakat Lampung dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pangeran Suhaimi lahir di Kecamatan Belalau, Lampung Utara  tahun 1908. Ia merupakan putera Depati Merah Dani atau dikenal Hi. Harmain gelar Sultan Makmur.

Semasa hidupnya Pangeran Suhaimi tercatat sebagai abdi masyarakat dalam pemerintahan dan pejuang dalam pertempuran melawan penjajah. Pangeran Suhaimi, misalnya, pernah mengemban amanah sebagai pemuka masyarakat adat pemimpin (Sai Batin/Sultan) di Sekala Brak Kepaksian Pernong, yang bergelar adat Sultan Lela Muda Raja Selalau Sangon Guru Dengian Paksi, Sultan Kepaksian Pernong. Ia juga pernah menjadi Wedana dan selanjutnya sebagai Pejabat Tinggi Bupati Kantor Gubernur di Tanjung Karang.

Tercatat pula dalam sejarah, Pangeran Suhaimi pernah menjadi Bupati Perang Lampung Tengah, Wedana Perang Pimpinan perlawanan Rakyat Bukit Kemuning Front Utara. Di masa revolusi, Pangeran Suhaimi membentuk API (Angkatan Pemuda Indonesia ), dan masuk TNI sebagai Wedana Perang di Lampung Utara. Selain itu, beliau juga sebagai Bupati Perang dan bergerilya di daerah Lampung Tengah dan Lampung Selatan.

Pangeran Suhaimi pensiun sebagai Bupati/Pegawai Tinggi Kotaprajaan pada Kantor Gubernur Lampung pada November 1967. Kariernya di bidang pemerintahan dimulai sejak berhenti dari TNI AD dengan pangkat Letnan II dan diangkat sebagai Camat Bukit Kemuning Lampung Utara.

Jabatan camat yang bersentuhan langsung dengan masyarakat ternyata menjadi spesialisnya. Terbukti dengan diangkatnya Pangeran Suhaimi untuk menjadi Camat di Pekalongan, Jabung, Wonosobo, Gedong Tataan, Panaragan, Pakuwon Ratu (Lampung Utara).

Di daerah pesisir bagian barat beliau menjabat Camat Klas 1 dan Camat Pesisir Selatan, kemudian menjadi Wedana Krui. Pernah pula menjadi Wedana Ogan Ulu Baturaja, kemudian selaku Wedana di Kantor Residen Lampung.

Dengan Surat Keputusan Residen Lampung tanggal 13 Desember 1949, Pangeran Suhaimi diangkat sebagai Akting Wedana dan Akting Bupati Lampung Tengah. Beliaulah yang menerima penyerahan daerah atau wilayah Lampung Tengah dari tangan Belanda tanggal 15 Desember 1949.

Kariernya di pemerintahan terus meningkat sesuai dengan pengkatan Mentri Dalam Negeri melalui SK No. UP.7/138-265 menjadi Patih/Ahli Tatapraja TK.1, dan dilanjutkan dengan SK No. UP.7/414-49 menjadi Bupati /Pegawai Tinggi Ketataprajaan pada Kantor Gubernur Lampung sampai pensiun pada Desember 1967.

Karir militer almarhum dimulai ketika menjadi Pasirah di Batu Brak/ Liwa, karena pada saat itu juga ia mengepalai Laskar API di Batu Brak. Karena jiwa perjuangannya, Komandan Resimen IV Divisi I mengangkatnya menjadi Letnan II dan diberi tugas sebagai Kastal Batlyon I Resimen IV di Baturaja. Sebulan kemudian Pangeran Suhaimi dipindahkan ke Krui dan untuk pertama kalinya membentuk Batalyon III.

Pertengahan tahun 1946 Pangeran Suhaimi pindah ke Batalyon IV Liwa sebagai Kastaf, kemudian Kastaf Batalyon III di Martapura dan Staf Resimen XII Baturaja, sampai kemudian mengundurkan diri pada Maret 1947 untuk meneruskan karirnya di Kepamongprajaan.

Selama Perang Kemerdekaan II, Pangeran Suhaimi ikut bersama sembilan pasukan yang berkantor di Kewedanaan Sukadana Lampung Tengah. Menurut catatan beliaulah satu satunya Camat/Wedanan yang tidak pernah meninggalkan tugasnya dan tidak pernah menyerah, serta selalu bergerilya bersama TNI dan pasukannya.

Seiring berjalannya waktu, Pangeran Suhaimi pergi ke Tanah Suci Makkah untuk menunaikan ibadah haji pada 5 Oktober 1976. Lantaran usianya yang kian menua, sekembalinya ke Tanah Air seusai menunaikan ibadah haji, kondisi fisik Pangeran Haji Suhaimi mulai melemah. Beliau sering sakit hingga akhirnya meninggal dunia.

Tanda Jasa dan Penghargaan

Selain surat Tanda Pahlawan dalam perjuangan Gerilya, Satya Lencana Perang Kemerdekaan I dan II, Satya Lencana dalam ikut menumpas G.30 S/PKI, beliau juga mendapat Bintang Perak dari Gubernur Hindia Belanda atas jasanya menolong rakyat dari musibah gempa bumi tahun 1933. Beliau juga diberikan penghargaan dari Panglima Balatentara Dainipon di Palembang karena membantu dalam perang Asia Timur Raya tahun 1944.

Dari Residen Bengkulen, Pangeran Suhaimi mendapat titel Pangeran, hadiah tongkat serta kancing emas, karena jasanya membuat banyak jalan baru serta menambah luas persawahan rakyat. Penghargaan lain berupa tanda jasa diberikan oleh Panglima TT.II Sumatera Selatan.

Atas jasanya untuk negara, Pangeran Suhaimi dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Bandar Lampung bersama tiga puteranya yang mengikuti jejak kepahlawanan. Ketiga putera Pangeran Suhaimi itu adalah Pangeran Maulana Balyan, Abdoel Moeis, Mayor AU. Moh. Bunyamin. Selain itu keluarga besar Pangeran Suhaimi, yaitu Pahlawan Akmal juga dimakamkan di TMP Baturaja Sumatera Selatan, dan anak dari Pahlawan Akmal yaitu Letkol A. Zawawi dimakamkan di TMP Karet Jakarta.

Penerus Pangeran Suhaimi

Buah memang jatuh tidak jauh dari pohonnya. Ibarat itulah yang ditanam, tumbuhkembangkan, dan dihasilkan oleh Pangeran H. Suhaimi kepada dirinya ternyata menitis pula kepada keturunannya. Di antara keturunannya ada sosok Brigjen Pol. (P) Pangeran Edward Syah Pernong SH, MH, yang pernah menjabat Kapolda Lampung tahun 2015, Irjen Pol. (P) Ike Edwin SH, MH, pernah menjabat Staff Ahli Kapolri bidang Sospol. Keduanya putera Lampung pertama kali yang pernah menjabat Kapolda Lampung. Lalu, Irjen Pol. Tomsi Tohir Balau pernah menjabat Kepala Biro Pengawasan dan Penyidikan Bareskrim Polri, lalu sebagai Kapolda Banten dan NTB.

Semangat juang dan dedikasi Alm. Pangeran Suhaimi menitis kepada keturunannya

Semangat juang Pangeran H. Suhaimi juga menitis ke Kombes Pol. Ulung Sampurna Jaya, Kolonel CHK Zulkifli Moeis SH,MH, dan Kolonel AD Topri Tohir Balaw SE, S.Sos.

Keturunan Pangeran H. Suhaimi yang mengabdi di bidang lainnya adalah dr. Chairul Muluk, dr. Emilia SPPk, MKes.,  dr Wawan Kepala RSUD Lambar , di bidang jurnalistik Hj. Syamsiar Sifarolla BA. Sedangkan di bidang keilmuan di antaranya DR. Erlina Rufaidah M.Si dan DR. Muhammad Harya Ramdhoni Julizaryah. Di pemerintahan ada nama Madhasnurin, Wakil Bupati Lampung Barat, dan bidang politik ada nama Marga Jaya Diningrat yang merupakan anggota DPR Lambar.

Seluruh anak keturunan beliau adalah penerus perjuangan untuk mengabdi pada masyarakat dan negara, serta tak lupa pada Bumi Sekala Brak, tanah asal usul Lampung. (Dion/Syarif/Dari berbagai sumber)

Share This Article