IP Padi 400 Upaya Meningkatkan Produksi Padi

Visioneer.co.id-Pemerintah melalui Kementerian Pertanian membuat terobosan dengan konsep Indeks Pertanaman (IP) Padi 400. Budidaya IP Padi 400 merupakan gerakan dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian yang ada dengan menanam dan memanen padi 4 (empat) kali dalam setahun di lahan-lahan pertanian terutama lahan dengan kapasitas irigasi yang baik, dan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk pertanaman padi tanpa harus menambah fasilitas irigasi maupun pembukaan lahan baru.

Program percepatan tanam IP 400 ini merupakan salah satu cara baru menghadapi anomali perubahan iklim agar persediaan pangan tetap tersedia. Sebab cuaca ke depan tidak bisa diprediksi sehingga kapan air dan cuaca yang bagus harus segera dilakukan penanaman.

Guna menggenjot peningkatan produksi padi, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) pada 11 Januari 2022 lalu melakukan tanam padi sekaligus pencanangan perdana indeks pertanaman (IP) 400 atau penanaman 4 kali setahun di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Oleh karena Program IP 400 dinilai bisa menjadi solusi dalam meningkatkan produksi beras, sehingga Indonesia bisa swasembada pangan dan tak perlu impor beras lagi.

Penyediaan beras bagi rakyat Indonesia, tidak akan mampu hanya didukung dengan luasan lahan yang tetap bahkan cenderung semakin menurun. Salah satu cara untuk mencapai swasembada beras yang lestari, perlu dilakukan peningkatan Indeks Pertanaman (IP) Padi menjadi 400, dengan terobosan teknologi melalui dukungan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) serta mengedepankan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Dan Indeks Pertanaman (IP) Padi 400 ini, merupakan pilihan yang menjanjikan guna meningkatkan produksi padi nasional tanpa memerlukan tambahan fasilitas irigasi dan pembukaan lahan baru.

Ada empat faktor pendukung sebagai keberhasilan dalam pelaksanaan IP Padi 400 tersebut, antara lain, penggunaan benih varietas padi sangat genjah yang memiliki umur 90-104 hari, kemudian pengendalian hama/penyakit terpadu (PHT) dilakukan lebih operasional serta pengelolaan hara secara terpadu spesifik lokasi dan manajemen tanam dan panen yang efisien.

Lahan yang potensial untuk pelaksanaan program in adalah lahan irigasi dengan IP Padi 200, baik dengan irigasi teknis maupun sederhana. Untuk menjamin keberhasilan, perlu didukung empat syarat yaitu, satu hamparan yang waktu tanamnya serempak dengan luas minimal 25 ha, petak tersier yang dekat saluran sekunder, air irigasi tersedia selama 11 bulan, dan bukan daerah endemik hama-penyakit.

Program percepatan tanam IP 400 dinilai dapat meningkatkan produksi padi dan memitigasi anomali perubahan iklim. Terbukti, rata-rata daerah telah berhasil menerapkan IP 400, yang dilakukan dengan memperbaiki varietas, budaya tanam, membangun hilirisasi dan sampai hal-hal lainnya harus diterapkan bersama.

Mengutip pernyataan Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi ada beberapa kunci mensukseskan program IP 400. Pertama, semai di luar bisa dengan sistem culik, dapog atau tray dan menggunakan benih umur pendek 70 sampai 90 hari yang disemai di luar, diantaranya yaitu Cakrabuana (104 HSS), Pajajaran (104 HSS), Inpari 19 (104 HSS), Inpari 20 (104 HSS), Inpari Sidenuk (103 HSS), Inpari 18 (102 HSS), Inpari 13 (99 HSS), Inpari 12 (99 HSS) dan M70D (87 HSS).

Kedua, melakukan mekanisasi pertanian supaya hemat waktu dan tenaga.

Ketiga, pemakaian pupuk kimia dikurangi secara bertahap hanya urea 25 kg per musim per hektar dan menggunkan unsur hara dari kompos, limbah tanaman dan limbah ternak.

Keempat, pola tanam 4 kali setahun terdiri dari padi-palawija-padi-palawija, padi-padi-palawija-padi, padi-padi-padi-padi atau pola tanam lainnya sesuai kondisi setempat.

Kelima, hemat penggunaan air dari sumur/embung/pompa air di lahan kering atau tadah hujan dan air diputar untuk berbagai aktivitas pertanian terlebih dahulu.

Keenam, menerapkan Integrated farming menuju zero waste, antisipasi dan mitigasi organisme pengganggu tanaman.
Dan Ketujuh, melakukan hilirisasi dan skala kawasan korporasi sebagai off taker untuk akses KUR.

Saat ini sejumlah upaya yang dilakukan untuk mendukung kegiatan IP-400 Tahun 2022 yaitu berupa 1). Pengembangan budidaya padi kaya gizi atau biofortifikasi dengan menggunakan varietas Inpari Nutri zinc/Inpago 13 Fortiz serta lokasi lahan di wilayah prevelansi stunting tinggi/berdekatan, 2). Pengembangan budidaya padi ramah lingkungan, dengan prioritas menggunakan varietas unggul baru (VUB) yang berdaya hasil tinggi, memanfaatkan pupuk kimia guna meningkatkan efisiensi serta penggunaan bahan organik untuk perbaikan kimia tanah dan penggunaan biopestisida ramah lingkungan dan yang tak kalah penting yakni 3). Optimalisasi Peningkatkan IP400 serta dukungan sarana produksi (saprodi).

Upaya dan terobosan dalam meningkatkan produksi padi secara nasional telah dicanangkan pemerintah, dengan IP400 diharapkan Indonesia bisa segera meraih swasembada berkelanjutan, apalagi sudah terbukti bahwa selama dua tahun terakhir tidak ada impor beras umum. (F. Gunadi)

Pos terkait